selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^ selamat datang di blog saya www.mahabbah-elahmady.blogspot.com ^_^

Sabtu, 28 Desember 2013

KEINGINANKU YANG MENGGELORA

Mungkinkah....?
Aku...
Dapat meluruskan segala harapan masyarakatku....?
Karena keinginan ummat itu tiada kan terbatas dan terhitung
Laksana pasir di pantai
Dan terkadang semahal bintang yang bertabur di langit yang membiru
Namun....
Biarkanlah dengan gelora mujahadah dan ketulusan hatiku dalam membumikan kitaBullah....
Sebagai pinjakan ku untuk melangkahkan dan berkiprah agar tak satupun yang tak memeproleh keadilan...
Senantiasa aku berusaha agar dapat mensejahtrakan mereka lahir batin ...
Walaupun orang memikul ...
aku harus memeluk
Walaupun orang sinis aku harus membalas dengan senyuman...
walaupun hatiku perih kupantang menangis
Berusaha tetap tersenyum
Walaupun akhirnya berdera air mata
Namun kan kubalut dengan senyuman yang tersungging di bibir
Karena udah menjadi takdir dan pilihanku...
Aku menjadi wakil mereka...
tepat orang mengadudan bertanya menyampaikan ispirasi serta berusaha mencukupkan apa yang kurang baginya

Mereka...
Menyangkinkanmu
Menggumam bahwa tak hanya urusan dhohir saja yang mereka butuhkan ,....
Mereka juga mendambakan kebahagian batin...
Namuuuun....
Bila hatiku galau ...
Ku memohon Pada Mu Ya Robb
Taufik dan hidayah Mu ya Robb
Rahmad danb Karunian Mu Ya Rohman
Agar senantiasa milimpah
Melimpah bagi air mata air yang tiada terputus dari sumbernya
Karena Engkaulah Yang Sesungguhnya Yang Maha Tau rahasia hati ku yang teramat dalam
Sejauh mana pribadi ku Kepada Mu dan Sedalam rasa Cintaku pada Rakyat Ku ini....

Semoga kelak Bangsa indonesia ini mencampai kemakmuran seutuhnya
Hanya Engkaulah yang Kuasa

Nunukan @28 Des 2013
Ahmad Abdullah





Rabu, 25 Desember 2013

KADO SECARIK CINTA HARI IBU

 Untuk mu Tercinta...
puisi itulah membuatku tersenyum, karena terlambatnya menyampaikannya pada ku. kisah mengharukan ketika menulis nya dengan lelehan air mata suami, entah karena apa pertamanya. Ni... masuk kamar dengan di kuncinya daun pintunya, agar diriku tak bisa mengintip kali ya....apa yang mau di sampaikannya, lama ku tunggu di belakang daun pintu tak jua keluar dari kamar, ku coba tuk mengetuk pintunya. Yang akhirnya suami keluar dengan mata merah beserta lelehan air mata yang masih tersisa, ku tatap pandangan matanya, lalu suami mendekat dengan meraih dua tangan ku untuk salim dan mengucapkan "selamat hari ibu sayang ya ."

Dengan puisinya :



Selamat hari ibu sayang ku
Ku kirim puisi seadanya untuk mu...

Aku terlahir untuk mu
Ku berteduh hati bersamamu
Kulebur engkau...!
Dalam kasih
Bersatulah dalam cinta...
Seikat dalam kebaikan
Saling menjaga dikala jauh
Menjadi telaga...!!
Dalam kasih sayang
Memaklumi aku dalam kekurangan meniti jalan menuju yang lurus
Menghamba di hadapan Sang Pencipta
Melahirkan generasi yang baik
Berguna kelak untuk Agama dan bangsa....
Kipramu terlalu  banyak untuk di nilai
Teladanmu terlalu piawai untuk ditera
Namamu selalu di hatiku
Sumbangsihmu berperan penting dalam perjalanan kehidupanku
Jika karir dan derajatku menapaki ketinggian maka kaulah pelaku sejatinya
Dirimu kini menjadi ibunda sejati
Maka apa bukti-buktinya….?
Para mujahidahmu kini adalah jawabannya
Kau tak pernah merasa rugi melahirkannya
Kau tak pernah merasa bosan memeliharanya
Seluruh pengorbananmu tak pernah kau menghitung-hitungnya
Walau tak seluruh indramu sempurna
Kau ajari mereka untuk berbicara walau kau sendiri tak mampu mendengarkan suara nyanyiannya...
Namun hati tulusmu telah mampu menterjemahkannya
Maka kelak Allah akan membuka simpul pendengaranmu di sana,
di alam kelanggengan
Kau akan dengar gemricik mata air surgawi, kicau burung nan indah sejati
Serta seluruh suara-suara keindahan yg abadi….

Ya Robb….. hanya Engkau Pembalas semuanya…..

Karya; Ahmad Abdullah
23, des,13

Dua detik selesai kubaca, dengan lelehan air mata, terharu biru dan bahagiannya punya suami yang seperti jenengan ini, subhanallah
Ku ucapakan
“Trimaksih ciiiin atas puisinya yang sangat bermakna untukku “ :’(

Semoga diri ini yang beribu kekurangan menjadikan jenengan meniti kesabaran tuk membimbingku, berkumpul dan membagi cinta dan kasih sayang yang tak perna bosan, tak perna terputus serta tak perna bertepi hingga ajal memisahkannya dan bertemu di JannahNya.

Tiada yang teristimewa dari segala galanya kecuali atas cinta panjenengan dan sayang untuk ku, walaupun diri ini punya segudang kekurangan yang tak perna kau hitung, atau kah kau segaja tempatkan di suatu tempat yang agar tau apa kekuranganku, :’(

Dalam kekurangan yang aku punya inilah, pembangkit segala rasa dan segala galanya hingga aku tumbuh berkembang di samping pangkuanmu yang hangat, penuh cinta dan kasih sayang. Harapan ku hanya satu…kaulah menjadi matahari jikalah siang, jadi bulan dikala malam hari, jadi embun yang jerni dikala pagi, jadilah pelangi dikala mendung menghandang….

Aku….
Tetap mencintaimu  walaupun kau mendua
Aku….
mencintaimu tuk selala lama nya hingga nafasku terpisahkan dengan jasad
Aku….
Tetap mencintaimu walaupun melewati tanjakan, bebatuan yang menghandang jalanku
Aku….
Tetap mencintaimu jika ada permasalahan hidup
Aku…
Tetap mencintaimu walaupun kau Bukan milikku seutuhnya
Aku…
Tetap mencintai dan menyanyangimu walaupun perna marah jikalah kita tak sefaham
… Dan percayalah…
Aku akan selalu mencintai dan menyayangimu sepanjang masa
Adakalanya kita perna cemburu, marah yang wajar, dan nasehat mu adalah penawarnya

Terkadang kau belum faham apa yang aku katakan, maka bersabarlah ingatkan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Demikian pula dengan jiwaku, sekeras apapun hatiku akan luluh dengan kelembutan, kesabaranmu dan belaian cinta kasihmu.

Maafkan lah diriku di selama bersama mu, punya banyak salah dan khilaf, baik tu di segaja atau tidak disegaja.
Semoga akan indah  di pengunjung harapan dengan cinta dan kasih sepanjang masa hingga bertemu di JannahNya.

Aamiin ya Robb.

Minggu, 22 Desember 2013

SELAMAT HARI IBU


Hari ibu emang luar biasa di rasa untuk anak dan sang ibu, dari anak wanita dan laki-laki pun beda cara mencampaikan ucapan hari untuk ibunya, yang paling romantis untuk mengucapkan adalah anak wanita, aku...punya anak wanita 6, yang berbeda cara penyampainya. Dari anak pertama hingga anak ke 4.

yang ke 4 ini senang merangkai kalimat dengan gaya bahasa tersendiri. yaitu kata mutiara, ia punya watak yang lembut perhatian tapi tak semuanya ia katakan. cenderung tertutup jika menyayangi adik dan kakaknya....begitu pula dengan sang umminya. punya semangaaat yang luar biasa jika menegrjakan sesuatu. tanpa harus minta bantuan.

malam tibanya dengan rintik hujan, dingin suasannya malam itu, si anakku nomer 4 sms lewat WA. yang bunyinya :

1. Jika ada dirasa sesuatu yang mengganggu kalian. Jika ada dirasa sesuatu yang menghimpit kalian. Mendekatlah ke Ibunda kalian.
#DoaIBU
2. Jika ada dirasa sesuatu yang membuat kalian resah, gelisah, galau. Mendekatlah ke Ibunda kalian. #DoaIBU
3. Jika ada dirasa sesuatu yang begitu kalian inginkan. Jodoh, pekerjaan, bahkan kekayaan. Mendekatlah juga ke Ibunda kalian. #DoaIBU
4. Mintalah doanya, #DoaIBU bahkan bisa membuat kalian semua mendapatkan surga dan Allah.
5. #DoaIBU sanggup untuk membuat Rasulullah memberikan syafaat di hari yang seharusnya sulit utk seseorang mendapat syafaat. Yakni di padang mahsyar.
6. #DoaIBU sanggup membuat Allah mengeluarkan seseorang dari neraka-Nya, dan berganti dengan keridhaan-Nya.
7. Apalagi untuk hal2 yg sifatnya dunia. Hutang, jodoh, pekerjaan, karir, penyakit. Muliakanlah Ibunda kalian. #DoaIBU
8. Jika ada wakil Allah di bumi ini. Dialah para ibu. Ibunda kita semua. #DoaIBU
9. Mendekatlah padanya. Selagi mereka masih hidup. Senangkan hatinya, usahakan senyuman menghias di wajahnya. #DoaIBU
10. Ajak bicara, bukan sekedar telinganya. Tapi pikiran dan hatinya. #DoaIBU
11. Jika telah wafat, pastikan mereka bangga dengan amal shaleh dan prestasi2mu, juga doa yg slalu kamu bisikan di dalam setiap shalatmu. #DoaIBU
Selamat Menyambut Hari Ibu dengan Memuliakannya...... #DoaIbu


Nama Muqowimah Nabila El Ahmadi

SURAT UNTUK CALON MENANTU KU







بِسْــــــــمِ اللّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Untukmu calon menantu ku....

Sebelum kau menerima mujahidahku sebagai pendamping hidup mu, nilailah ia karena aqidah dan akhlaknya, serta keadaan keluarganya. Kami dari keluarga biasa aja, hidup sederhana apa adanya, tetapi kami selalu berusaha mendidik mujahidah menjadi mujahidah yang sholihah, calon istri yang sholihah untuk suami yang sholeh. Diluar sana tentu banyak wanita-wanita cantik melebihi melebihi mujahidahku, namun kau memilih mujahidahku sebagai pendamping nanti, kami yakin engkau memilih karena akhirat. Semoga Allah memantapkan hatimu kepada di setiap istikharah mu.

untuk mu calon menantu ku....
Sebersar apapun pengorbanan kami dalam mendidiknya, tetap saja ia layaknya rusuk yang bengkok, mudah patah jika di paksakan untuk lurus. Harapan kami tuntunlah ia sebagai istri mu dalam menegrjakan syariatNya, ajalah perbanyak mengerjakan ibadah sunnah, tepat waktu mengerjakan sholat fardhu, perhatikan busanannya dalam menutup auratnya, serta ajak senantiasa tilawah dan menjaga hafalan-hafalannya di setiap waktu senggang, agar berkurangnya umur tetap bertambah hafalannya alqurannya. Dan sarankan untuk menuntut ilmu sepanjang waktu, dan tuntutlah menjadi istri yang sholihah, agar lahirlah jundullah yang bermanfaat bagi ummat, agama dan bangsa.

Untuk mu calon menantu ku....
Terimalah apa adanya ia, dalam merajut cinta dan kasih bersama selalulah saling menguatkan, karena kehidupan pernikahan tidak selamanya indah dirasa, dan tidak pula lurus tanpa terjal dan mendaki. Jadilah akhirat tujuan utama kelak, agar cinta kalian suci. Jika ia salah tegurlah dengan kasih sayang, dan jadikanlah ia seperti halnya "panci dan tutupnya yang tak perna lepas darinya. "

Untuk mu calon menantu ku....
Menikahlah karena menjalankan ibadah kepadaNya dan mengikuti sunnah Rasulullah, dan biarlah cinta tumbuh sejalan dengan ketaantan kepada Nya.
jazakillah jaza.



ÙˆَعَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ السَّلاَÙ…ُ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ

Sabtu, 21 Desember 2013

SELAMAT HARI IBU



Surat singkat dari anak pertama ummi...

"KHUMMAIROTUL ZAHRO AL AHMADI '' namanya :)




Ummi..
You are beautiful like a goddess and pure like an angel... 
Ummi, tiada kata apapun yang sebanding dengan ketulusan dan segala cinta yang dikau beri pada kami, 
Ummilah yg senantiasa memberi kami support dan motivasi...
Terimakasih atas dedikasi dan ketulusan cinta yang hingga kini tersemat pd kami, 
Kami sangat cinta dan bangga menjadi anak2 umi...
We love you ummi.

Mozaik Cinta untuk Ummi

Hari ibu adalah hari segalanya untuk sang ibu, sang anak di mana keberadaannya mengingat sang ibunya yang telah melahirkannya, mendidiknya dan memberikan motifasi ketika ia lemes dan tak berdanya melangkahkan kakinya, harapan dan banyangan muncul kembali tuk mengingat ibu....

kali ini hari ibu anak yang ketiga ku lahirkan mengirimkan surat lewat email, untuk mengicapkan hari ibu yang sangaaaat berharga untuknya. sesuatu yang tak bisa di tutup dengan kaalpaan.  sapamu kali ini meneyebabkan air mata meleleh, mengingat ketika kau dalam kandungan berbeda dengan saudara saudaramu, kau bedarada dalam kandungan ummi sampai 12 bulan lamanya, yang tak bisa membanyangkan begitu lamanya krasan di dalam kandungan ummi...Mungkin faktor keturunan yang meneyebabkan lamanya kau lahir.
12 bulan kau ada dalam kandungan tanpa masalah sedikitpu, ummi pun sehat wal afiat, menjalankan aktifitas aktifitas nya yang tak ada terkendala.

ketika udah mencapai 12 bulan lahirlah kau yang ku beri nama "MUJAHIDAHTUR RIFQIYAH EL AHMADI". kau lahir dalam keadaan sehat walafiat, montok badanmu dan rambutmu menutupin telingahmu. cantik berambut sangaaaat ikal sekali. tangismu yang menggelegar membuat sang abi sangaat bahagia.

doa sang ummi semoga kau menjadi akhwat yang sholihah.




Ummi, malam ini aku telah siap menulis cerita tentangmu, tentang kenangan kita, tetapi ternyata kenangan itu hanya sedikit yang bisa kurekam, apa mungkin karena singkatnya waktu ketika kita berkumpul, atau aku terlalu bebal untuk mengingat kejadian-kejadian masa lalu, atau selama ini aku benar-benar jarang memperhatikanmu? Ilahi, pantaskah aku disebut anak shalihah? Ternyata bukan tidak ada kenangan itu, tapi kenangan itu terlalu indah bagiku, walaupun kenanganku tentang Ummi sama seperti kenangan banyak orang tentang ibu mereka. Bahwa Ummi adalah ibu rumah tangga biasa, selalu menyelesaikan pekerjaan rumah dengan rapi dan apik setiap harinya, dan menyiapkan segala kebutuhan keluarga, sungguh bukan hanya itu, kali ini aku ingin menyatukan puzzle-puzzle kenangan yang terserak, hanya untuk mengingat dan mensyukuri nikmatNya yang telah menganugrahiku seorang ibu sepertimu Ummi.
“nak, belajar yang sungguh-sungguh ya, jangan seperti Ummi yang tidak menyelesaikan sekolah ini, tidak apa bersusah-susah dahulu, karena nikmat itu akan ada setelah kesusahan.” masih sangat jelas terngiang dibenakku ketika engkau sampaikan petuah itu Ummi, sampai sekarang masih tersimpan lekat dihatiku, yah, ketika aku lelah dengan tugas kampus, atau bosan dengan segala bentuk pelajaran yang sulit aku pahami seketika petuah itu menjadi lampu pijar dikegelapan jalanku. Engkau motivasiku untuk terus melangkah maju Ummi, pun masih jelas tergambar wajahmu yang sangat bahagia ketika aku telah selesai mengkhatamkan hafalan al-qur’an, duhai Rabbi, akankah kebahagiaan beliau kelak berkalilipat dari ini? Ketika engkau memberinya mahkotaMu? Kalau seperti itu adanya aku rela, aku sangat rela menghabiskan waktuku bersama kitabMu, kitab penyejuk Qalbu, aku berjanji untuk terus mengulang hafalan ini, agar aku benar-benar layak disebut ahliMu.
Ummi, seorang yang selalu kuingat geriknya karena beliau jarang memberi nasihat, tetapi mencontohkan langsung, walaupun beliau memiliki kekurangan itu bukan masalah bagiku, aku selalu kagum kepadanya, dibalik kekurangan itu beliau memiliki banyak kelebihan, aku sering merasa malu, malu pada diriku sendiri yang sempurna tapi tidak memiliki keahlian apapun. Dulu aku sempat malu ketika orang-orang mengetahui kekurangan beliau, tapi aku sadar, ummi saja tidak malu, kenapa aku harus malu?
Ummi, seorang yang memiliki kesabaran seluas samudra, bagaimana tidak, ketika takdir memaksa untuk mengambil satu dari sekian banyak nikmat Allah yakni pendengaran dari dirinya, beliau tetap tampil mengagumkan, seperti tidak pernah kehilangan nikmat itu, bekerja layaknya orang normal, berkomunikasi dengan lancar, serta ketika takdir menentukan Abi untuk menikah lagi,walaupun atas
izinnya, itu bukan sesuatu yang ringan untuk wanita manapun. Wanita tercipta dengan perasaan yang sangat lembut, aku tahu bahwa dibalik ketegaran itu beliau sangat rapuh, maka aku selalu berdoa agar beliau selalu diberi kekuatan dan ketegaran, dan nyatanya sungguh diluar dugaan, beliau masih melayani abi seperti tidak terjadi apa-apa, menyayangi anak-anak tirinya seperti menyayangi anak kandungnya sendiri.
Aku selalu menuntut sebagai anak, meminta banyak dari Ummi, dan sekarang aku sadar, aku tidak pernah bertanya tentang kesusahan yang beliau rasa setiap harinya, aku acuh dengan segala masalahnya, enggan melaksanakan perintahnya, maka suatu malam, aku iseng memandangi wajah beliau yang pulas tertidur, baru saja beliau memijati punggungku karena aku merasa tidak enak badan, rambutnya sudah banyak memutih, keriput diwajahnya mulai tampak, ya Allah, inikah Ummiku, sudah setua inikah beliau,? Aku yang jarang memandang wajahnya setelah berbelas tahun yang lalu baru merasa telah banyak perubahan. Aku memeluknya pelan, takut beliau terbangun, aku menangis terisak tak kuasa membayangkan ketika kami harus hidup tanpa Ummi, wanita hebat ini, tiba-tiba beliau terbatuk-batuk keras, batuk yang sama seperti malam-malam kemarin, sampai beliau harus terbangun karena batuk itu, aku pura-pura memejamkan mataku, menutupinya dengan guling, dan airmataku tak bisa berhenti mendengar batuknya seperti itu.
Atau ketika kami sedang menyiapkan buka puasa, abi sibuk mencari surban untuk ceramah seperti biasa, ternyata surban yang dicari tidak juga ketemu, maka abi memaksa ummi mencarikan dengan suara yang agak tinggi dan wajah penuh kekhawatiran karena sebentar lagi pengajian akan dimulai, ummi yang tidak tahu dimana letak surban itu terkena marah, akhirnya ummi memberi surban yang lain dan balas mengomel, aku yang mendengar ummi mengomel jadi ikut memarahi ummi, harusnya ummi bantu mencari saja, karena laki-laki akan semakin marah ketika diomeli, dan kulihat wajah ummi mengeras, seperti menahan tangis, kesal dan sesal. Tiba-tiba aku merasa sangat bersalah memarahi beliau. Maafkan nanda Ummi.
Dan ditenangnya malam ini tiba-tiba terdengar suara tangis anak kecil tetangga, dia menangis karena terjatuh dari tangga, tapi tak lama kemudian suara ibunya keras memarahi karena melanggar aturan telah bermain-main ditempat yang ia larang, tahu apa yang ia lakukan terhadap anaknya? Bukannya mengobati malah terdengar hingga kamar kost suara pukulan untuk anaknya dan membuatnya semakin keras menangis. aku menjadi berpikir sejenak tentang masa kecilku dahulu, sepertinya hidupku benar-benar tanpa beban, aku asyik bermain dimanapun aku suka tanpa ada larangan darimu Ummi, hanya dapat teguran ketika karena asyik bermain melalaikan shalat,atau pulang terlampau senja. Terimakasih Ummi, cinta dan sayangmu masih kurasakan hingga kini.
Maka disisa umur beliau aku ingin berbakti, Semakin kesini semakin aku menyadari bahwa semua itu bukanlah pekerjaan yang mudah, ketika dalam keadaan sedih atau banyak masalah engkau tetap harus menampilkan wajah dan sikap tanpa lelah. ketika satu-persatu anak-anakmu pergi jauh dari rumah, mau tidak mau engkau tetap mendukung mereka, walaupun telah terbayang dibenakmu keadaan rumah yang akan menjadi sepi ketika kami tidak ada, dan engkau kembali sendirian menjaga rumah, sesekali bersama ayah, tapi mungkin hanya beberapa saat.
Berapa puluh kali tanganmu mengusap airmata kami, tapi tak pernah sekalipun kami membalasnya, betapa banyak airmata yang kau tumpahkan untuk kami dalam setiap do’a-doa’mu, tapi kami malah meneteskan airmata ketika kami dalam keadaan sempit dan benar-benar membutuhkanmu saja, Ummi, kami sangat sadar, doa-doamulah yang menjadikan jalan kami lapang melalui segala rintang, menyinari gelapnya jalan kami, Ridhai kami Ummi, tanpa ridhamu Allah tidak akan meredhai kami. Semoga kita bersama tidak hanya didunia ini tetapi kekal hingga akhirat. Aamiin.





                                                                                               Jakarta, 21 Desember 2013
                                                                                                           Huurun Ein with lov

                                                                                                 (Mujahidah Rifqiyah el ahmadi)

IBU ..CINTA TIADA AKHIR

November 1992

Buku harian ku, tertuliskan dengan rapi di buku harian yang bersampulkan biru, yang udah lusuh kutulis dengan tinta warna biru pula,  ketika melahirkan nanda ku yang ke dua, yang penuh penantian.
jarak kelahiran dengan kakaknya sangan lama, dan di harap. 

Bahagianya ketika melihat sosoknya hadir. Bidadariku, putri kedua ku. Kulitnya yang putih, matanya yang sipit, benar benar mirip denganku. Hampir saja aku melupakan betapa susahnya proses yang baru saja kulewati. Bertaruh nyawa,bahkan harus kehilangan hal yang paling penting  dalam hidupkku, sakit sakit yang tadi seketika sirna sudah. Senyumnya menyembuhkanku. Anakku ini sangat berbeda dengan anak kepertamaku yang sangat mirip dengan ayahnya. Tidak percaya rasanya aku sudah bisa melewati 8 jam yang penuh perjuangan, sakit yang sangat ditambah sebelumnya dokter memvonis untuk melakukan oprasi sesar. Ntah apa jadinya, tapi untunglah Allah menganugrahkan laki laki seperkasa sosok yang tengah terlelap disebelahku ini. Kalau bukan karena sosoknya mungkin aku sudah bergelut indah dengan lampu lampu oprasi yang menyilaukan mata itu. Yah,, dialah laki laki istimewaku, bahkan ketika takdir memaksa anakku ini lahir lebih cepat dari normalnya dia yang pertama jadi orang yang menenangkan tangisku padahal aku tau dia lebih takut dibandingkan ekspresi mukanya. Makasih suamiku.
Masih teringat 8 jam yang lalu, ketika dokter menawarkan surat persetujuan oprasi cesar kepada suami ku tiba tiba ia meminta izin untuk pergi sebentar.  kemana dia?  kini baru kutau dari ceritanya bahwa dia meminta waktu setengah jam untuk sekedar sujud, meminta pada Allah untuk memudahkan proses kelahiran ini, dan bayangkan dalam waktu singkat Allah mengabulkannya. Sesaat ketika sosok suamiku tidak ada, rahim aku berkontraksi hebat, anakku ini tau saja jika dimasjid ayahnya tengah membicarakan dan memohon pada Allah untuknya, tanpa banyak tindakan lagi dokter mengambil keputusan untuk melahirkan ku secara normal dan sudah tidak memperdulikan lagi surat persetujuan oprasi yang barusan saja akan ditandatangani suamiku. Masya Allah. dia menceritakan ini panjang lebar sebelum akhirnya ia terlelap. Makasih suamiku.
Lagi lagi aku hanya bisa memandangi sosok mereka bertiga dari kejauhan. Ayah, bunga, dan satu lagi keluarga baru kami. Bunga memeluk adik kecilnya dan ayah memeluk bunga, pemandangan yang menyejukkan. Ingin rasanya berkumpul memeluk mereka, mencium mereka. Allah.. terima kasih untuk kebahagian ini, awalnya aku sempat merasakan engkau begitu tak adil ketika kau harus mengambil pendengaranku ini tapi kini aku sadar, Kau baru saja mengganti pendengaranku dengan 2 telinga yang akan membantuku mendengar hingga masa tuaku, dua telinga yang akan membantu ku untuk mendengar kehidupan kehidupan  kedepannya. Aku yakin Kau punya cerita cantik disini secantik bidadari yang Kau anugrahkan diantara kami. Aku akan mencoba ikhlas Rabbi, setelah melahirkan ini tak aka lagi terdengar nada nada dan suara indah bidadari bidadariku, tak akan lagi aku mendengarkan suara merdu suamiku membacakan ayat ayatMu. Bismillah, aku yakin aku mampu untuk lebih kuat lagi. Dengan 6 telinga yang akan membantuku untuk mendengar setiap nada disisa kehidupanku kini dan nanti.
Baru saja suamiku terbangun, berjalan kearahku, mengecup keningku, menyebutkan satu demi satu kata kata yang paling mesra dalam hidupku dengan perlahan lahan agar aku memahami maksudnya bahkan tak jarang ia mengulangnya ketika dahiku mulai berkerut. “bunda sholihah, kita kasih nama bidadari kita ini pembuka pintu syurga yah. Biar nanti dia yang akan membukakan surga itu. Untuk kita berdua. Tidur yuk bun”.
                                                  
                     

                                                               33333

"coretan si nanda ketika mendapatkan sebuah buku agenda bundanya...".

“cha!”  suara bunda mulai lebih keras dari sebelumnya, dan kini lebih mengejutkanku.

“hem”

“kalo dipanggil bunda itu mbok yo dateng, jangan cuman nyaut toh”

“ya mbok yo bunda itu biasa aja gitu loh “ aku mengikuti nada bicara bunda yang meminta pengharapan.

“itu, nasi gorengnya dimakan, nanti dingin. Dihabisin. Itu ada teh diatas meja. Sebelahnya itu susu nya mbak bunga jangan dikasih garam lagi kayak kemaren, awas kamu ya iseng pagi pagi” bunda mulai mewanti wanti ku lagi dengan kalimat dan pernyataan yang sama tiap pagi, sampai hafal, dan dengan santainya aku menghabiskan tehnya dan membubuhi setengah sendok susu mbak bunga dengan garam. Persis seperti apa yang tadi dilarang bunda. Bunda tiap pagi selalu akan menyiapkan diatas meja dua gelas minuman, satunya susu dan satunya teeh manis. Aku sejak kecil memang tidak pernah menyukai susu, apapun rasanya. Seperti bunda, bunda juga tidak munyukainya. Menurut kami susu itu rasanya amis. Ya gitulah, tidak nikmat dan tidak enak lah pokoknya. Sedang mbak bunga sangat mencintai minuman ini, persis seperti ayah, mereka adalah penikmat berbagai macam susu, apapun rasanya, dan apapun bentuknya. Hehehe.

“bun, aku berangkat!” aku teriak dari luar. Dan seperti biasa, baru saja aku selesai memasang tali sepatu dari arah rumah terdengar teriaka mbak bunga. “Bun, susunya asin!”

Aku segera menjauh dari rumah, kutoleh sejenak, disana sosok bunda tergopoh gopoh berlari dengan jilbabnya yang miring sana sini dan baju daster panjangnya yang sudah banyak warna warna tambahan dari kunyit, dan bumbu dapur lainnya. Wajahnya menyiratkan kemarahan, aku tetap berlari, dan menjulurkan lidah kebunda. Berteriak sekali lagi “bun, aku berangkat. Da.. daaa. Maap yee. Aku naik bus kesekolah, mbak bunga aja yang diantar ayah.” Kutinggal bunda yang ku tau pasti ia begitu jengkel dengan kelakuan isengku tiap pagi. Maaf ya bunda.



                                                                        333333

Dalam perjalanan menuju arah SMA tercintaku, aku jadi banyak melamun sendiri. Akhir akhir ini aku sering terbayang bunda. Sikapnya yang kolot bahkan kadang terkesan norak, tidak tau zaman remaja sekarang, membatasi pertemananku, tidak boleh berpacara dengan lawan jenis ( ya iyalah, masa sesama jenis) membatasi pergaulanku, katanya sih boleh berteman dengan siapa saja tapi kalo aku izin untuk nge”hedon” ke-mall dilarang, kalo mau nonton bunda harus tau aku sedang nonton film apa, dengan siapa, semalam berbuat apa (mendadak nyanyi. Loh). hem.. ntah sudah berapa kali aku membohongimu bunda, kau sosok wanita paling polos dalam hidupku.  Tapi, bunda itu baik banget! Ia tetap wanita yang paling aku cintai  seantero jagad raya ini. Tidak ada wanita yang lebih baik dari bunda. Bunda itu super mom.

Aku menarik nafas panjang. Ada satu hal yang membuatku sedikit tidak sreg. Aku sendiri bingung, apakah hal yang membuatku tidak sreg  ini merupakan kekurangan atau kelebihan bunda.
Beberapa waktu lalu, ketika aku hendak pergi ke calon kampus untuk mendaftar, bunda memaksa untuk ikut. Aku enggan mengajaknya, aku sibuk mencari alasan untuk tidak mengajaknya. Mengarang ngarang cerita agar ia mengurungkan niatnya untuk ikut. Yes! Berhasil. Yah, walau kuakui dari wajah bunda menyiratkan kekecewaan. Tapi tak apalah, pasti bunda sadar maksudku. Duh, apa kata teman teman nanti? Gimana komentar mereka? Dan apa juga kata orang-orang dicalon kampusku nanti melihat aku memiliki bunda seperti ini.
Sambil memeriksa amplop coklat yang berisi berkas berkas untuk aku mendaftar kampus bunda berpesan kepadaku “jangan lupa amplopnya dibawa. Di chek isinya nduk, udah semua belum. Sama foto 3x4nya dibawa. “
Aku hanya melirik bunda saat itu.

“biasa aja sih bun, aku juga tau. Gak usah digituin juga tau” kataku cemberut.

Saat itu bunda diam saja. Keluar kamar dan mempersiapkan sepatu yang akan aku gunakan, dilap, disemir. Hem.. bunda pikir sepatu aku itu butuh disemir apa. Itu mah sepatu gaul. Gak butuh disemir.
Huh!

Bunda memang over perhatian. Bunda selalu memperlakukanku seperti anak SD. Aku sudah gede bunda, sudah dewasa. November kemarin usiaku sudah 16 tahun. Masih saja diperlakukan seperti anak 5 tahun.
Bunda selalu begitu. Coba mana ada sih ibu yang mengurusi anak yang berusia enam belas tahun, sampai segitu amat! Ya, cuman bunda itulah! Sunggu, aku tahu kalau bunda itu sayang banget sama aku, tapi caranya, loh. Enggak banget!

Bus yang kunaiki dari tadi baru sampai disitu situ aja. Biasaaa... macet. Entah, mungkin gara gara siKomo atau mungkin juga keluarganya “Si Komo” baru lewat. Macet lagi. Kulirik seorang wanita yang duduk disebelahku. Tampaknya sebaya dengan bunda. Tapi, ah terlalu gemerlap. Sedangkan bundaku itu bunda yang sederhana dan bersahaja. Kulihat lagi dengan sembunyi sembunyi ibu itu. Eh, nggak taunya ia sadar sedang diperlihatkan. Ia ganti memandangku. Penuh curiga, dan tatapannya malah membuatku miris. Ia menggeser duduknya menjauhiku. Huuh. Dia pikir aku mau merampoknya apa. Aku mah wanita baik baik bu, gumamku.
Tanpa sadar aku membandingkan wanita tadi dengan bunda. Oh ya, satu lagi bunda itu super ramah dengan orang. Dan.. ya, baru kuingat super perhatian juga bagi para muslimah, para jilbaber teman teman mbakku. Sampai pernah ada teman mbakku seorang jilbaber yang hijrah gara gara disiksa sama orang tuanya. Eh, bunda yang marah. Malah bunda mau nyamperin tuhorang tuanya segala. Akhirnya bunda rela kalau temennya mbak-ku itu tinggal dirumah kami. Dan bunda perhatian sama dia pake banget!

Bunda.. bundaa. Sebenarnya aku ingin sekali jujur dengannya, bilang bahwa aku malu jika ia muncul didepan teman teman ku. Aku malu jika teman temanku tahu ibuku tidak bisa mendengar. Ibuku tidak seperti ibu ibu mereka. Tapi aku takut jika wanita yang paling halus perasaannya itu tersinggung. Aku takut hal itu menyakitinya, dan aku tak ingin itu terjadi.  Pernah aku utaraka ini ke ayah. Ayah hanya tersenyum dan membelai rambutku perlahan dan berkata “ andai kamu tau nduk, kenapa bunda begitu” . huff. Tidak menyelesaikan masalah.

“pahlawan, pahlawan,pahlawan!”
Suara kenek angkot membuyarkan lamunanku. Aku segera turun dari angkot dan berjalan kira kira 100 meter untuk masuk kesekolahku.
                                                                                  3333333

Percakapan dengan ayahnya ...

”kamu harusnya bersyukur kepada Allah cha, memiliki ibu seperti bundamu. Lihatlah, bundamu itu ibu yang paling ramah dari ibu ibu yang aku kenal, bundamu itu tidak seperti orang yang memiliki kekurangan. Aku saja ketika pertama kali mengenal ibumu benar benar tidak menyangka bahwa ibumu itu tidak bisa mendengar. Ibumu bisa melakukan yang ibu ibu lain tidak bisa lakukan. Ibumu pandai memasak, bisa menjahit baju, bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri tanpa pembantu dengan anak senakal kamu”  ela, sahabatku. “ cha, aku slalu ingin merasakan kasih sayang ibu, ingin punya ibu yang bisa menjahitkan baju. Ibuku bisa mendengar, tapi ia malah sibuk mendengarkan orang lain. Ia malah sibuk bekerja. Tidak sama skali mendengarkanku memperhatikaku.”

“ tapi la,,,”

“kamu akan tau rasanya cha, kamu akan menyadari betapa bahagianya memiliki ibu seperti bundamu. Percayalah.” Ela memotong pembicaraanku kemudian pergi.

Aku menarik nafas panjang.



                                                                                        33333
November 2009

Bunda sakit.  Kata ayah jantung bunda sakit. Aku tidak tahu pastinya seperti apa sakit bunda. Hari ini aku kembali merenungkan semua perkataan ela. Hari ini tepat aku berumur 17 tahun, sweet seventen dan di Hari ini juga tak kudengar lagi teguran, saran-saran, petuah petuah bunda. Bundaterbaring ditempat tidur RS. Ia terlihat lemah.  
Hari ini aku bisa melakukan apa saja. Memilih apa saja tidak ada yang akan sibuk mencerewetiku, tapi jauh dilubuk hati aku merasakan ada kehampaan, ada kekosongan. Seminggu ini rumah kami terasa begitu sepi tak ada lagi yang sibuk berteriak, berceloteh dan memarahiku. Hari ini aku rindu dengan bunda, iseng iseng aku pergi kekamar bunda, melihat lihat kamar bunda, mencium bantal yang biasa bunda gunakan untuk tidur, melihat lihat daster daster andalan yang biasa bunda kenakan dirumah. Bun, daku rindu. Sesaat kulihat ada sebuah buku terselip diantara baju baju bunda, segera kuraih buku itu. Buku tebal berwarna coklat dengan tulisan “agenda” dipojok atasnya. Kubuka perlahan. “ini diary bunda” gumamku. Kubaca tiap lembaran kertas. Ternyata ini diary bunda dari jaman dulu, jaman saat saat baru menikah dengan ayah. Aku tersenyum senyum membaca tiap lembar cerita ayah dan bunda, romantis. Tapi aku cukup tercekat ketika membaca disalah satu lembar yang dipojok kiri atas tertulis “november”.

 Bahagianya ketika melihat sosoknya hadir. Bidadariku, putri kedua ku. Kulitnya yang putih, matanya yang sipit, benar benar mirip denganku. Hampir saja aku melupakan betapa susahnya proses yang baru saja kulewati. Bertaruh nyawa,bahkan harus kehilangan hal yang paling penting dalam hidupkku, sakit sakit yang tadi seketika sirna sudah. Senyumnya menyembuhkanku. Anakku ini sangat berbeda dengan anak kepertamaku yang sangat mirip dengan ayahnya. Tidak percaya rasanya aku sudah bisa melewati 8 jam yang penuh perjuangan, sakit yang sangat ditambah sebelumnya dokter memvonis untuk melakukan oprasi sesar. Ntah apa jadinya, tapi untunglah Allah menganugrahkan laki laki seperkasa sosok yang tengah terlelap disebelahku ini. Kalau bukan karena sosoknya mungkin aku sudah bergelut indah dengan lampu lampu oprasi yang menyilaukan mata itu. Yah,, dialah laki laki istimewaku, bahkan ketika takdir memaksa anakku ini lahir lebih cepat dari normalnya dia yang pertama jadi orang yang menenangkan tangisku padahal aku tau dia lebih takut dibandingkan ekspresi mukanya. Makasih suamiku.
Masih teringat 8 jam yang lalu, ketika dokter menawarkan surat persetujuan oprasi cesar kepada suami ku tiba tiba ia meminta izin untuk pergi sebentar.  kemana dia?  kini baru kutau dari ceritanya bahwa dia meminta waktu setengah jam untuk sekedar sujud, meminta pada Allah untuk memudahkan proses kelahiran ini, dan bayangkan dalam waktu singkat Allah mengabulkannya. Sesaat ketika sosok suamiku tidak ada, rahim aku berkontraksi  hebat, anakku ini tau saja jika dimasjid ayahnya tengah membicarakan dan memohon pada Allah untuknya, tanpa banyak tindakan lagi dokter mengambil keputusan untuk melahirkan ku secara normal dan sudah tidak memperdulikan lagi surat persetujuan oprasi yang barusan saja akan ditandatangani suamiku. Masya Allah. dia menceritakan ini panjang lebar sebelum akhirnya ia terlelap. Makasih suamiku.
Lagi lagi aku hanya bisa memandangi sosok mereka bertiga dari kejauhan. Ayah, bunga, dan satu lagi keluarga baru kami. Bunga memeluk adik kecilnya dan ayah memeluk bunga, pemandangan yang menyejukkan. Ingin rasanya berkumpul memeluk mereka, mencium mereka. Allah.. terima kasih untuk kebahagian ini, awalnya aku sempat merasakan engkau begitu tak adil ketika kau harus mengambil pendengaranku ini tapi kini aku sadar, Kau baru saja mengganti pendengaranku dengan 2 telinga yang akan membantuku mendengar hingga masa tuaku, dua telinga yang akan membantu ku untuk mendengar kehidupan kehidupan  kedepannya. Aku yakin Kau punya cerita cantik disini secantik bidadari yang Kau anugrahkan diantara kami. Aku akan mencoba ikhlas Rabbi, setelah melahirkan ini tak aka lagi terdengar nada nada dan suara indah bidadari bidadariku, tak akan lagi aku mendengarkan suara merdu suamiku membacakan ayat ayatMu. Bismillah, aku yakin aku mampu untuk lebih kuat lagi. Dengan 6 telinga yang akan membantuku untuk mendengar setiap nada disisa kehidupanku kini dan nanti.
Baru saja suamiku terbangun, berjalan kearahku, mengecup keningku, menyebutkan satu demi satu kata kata yang paling mesra dalam hidupku dengan perlahan lahan agar aku memahami maksudnya bahkan tak jarang ia mengulangnya ketika dahiku mulai berkerut.  “bunda sholihah, kita kasih nama bidadari kita ini pembuka pintu syurga yah. Biar nanti dia yang akan membukakan surga itu. Untuk kita berdua. Tidur yuk bun”. Kamu.. MAFTUHATUL JANNAH pembuka surganya kami nak.“

Aku tak sanggup lagi berkata apapun. Bulan ini tepat 17 tahun bunda tidak mampu mendengar. Dan itu karena aku. Lalu untuk apa selama ini aku malu, sedih, ketika semua teman temanku mengenalmu, ketika harus bersamamu pergi. Mengapa aku harus malu. Sedangkan kau rela kehilangan pendengaranmu demi aku bunda, demi sosok macam aku ini. Air mata ini tidak hentinya berhenti. Mengalir dengan derasnya. Anak macam apa aku ini bunda. Tiba tiba, aku begitu rindu sosokmu bunda, aku rindu!



                                                                           333333

Senja ini ketika aku baru saja datang mengunjungi bunda di rumah sakit, pintu kamar RS tampak sedikit terbuka. Beliau sedang shalat.

Kuhampiri, tampaknya bunda sedang asyik bermunajat kepada Allah. beliau kelihatan sudah membaik. Alhamdulillah, aku lega, kesehatan beliau memulih. Setelah bunda mengusap wajahnya dan mengucap amin, kuucapkan tangan, kucium tangan beliau.

waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh” Sambut bunda sambil tersenyum.
Aku segera memeluk bunda.

“eh ada apa ini, ayo mau minta apa nih dari bunda! Mentang mentang bunda sudah sehat” bunda tertawa.

“idih, bunda suudhon”

“kamu belum mandi ya sayang, innalilahi kucel banget, kurus lagi, pasti selama dirumah jarang makan, kok baru sekarang ketempat bunda...”

Bunda terus saja mengoceh panjang lebar, ku peluk ia begitu erat, tak kupedulikan lagi perhatiannya, celotehnya, yang dulu selalu membuatku kesal. Tak ada gundah, tak ada kesal saat ini, aku menyayanginya Rabbi. Aku berjanji untuk memberikan dua telingaku ini, untuk menjadi pendengarannya mulai kini dan nanti, aku janji Rabbi. Aku janji. Jaga bundaku ini Rabbi, super womanku, segalanya buatku.
Terima kasih Allah untuk bunda yang seperti ini.

"Selamat ulang tahun sayang.." Bisiknya, lirih.

Bila suatu hari nanti engkau sudah tak berdaya dan tak mampu lagi membersih diri, doakan aku dan ijinkan aku untuk kuat mengasuhmu, seperti mana engkau mengasihi aku ketika aku kecil dahulu.. Bila suatu hari tubuhmu mulai membungkuk lemah tak berdaya, doakan aku untuk tidak menjadi lupa dan tidak mendurhaka, doakan aku berpanjang umur agar aku terus dapat menjaga dan mengasihimu hingga akhir hayatmu.
Bunda,  aku mencintaimu. Bahkan ketika aku tidak berbahagia dengan hidupku. engkaulah yang tetap bahagia hanya karena aku ada.” 


Selamat Hari ibu

Jumat, 20 Desember 2013

IBUUUUU

IBUUUUU

Kampung pinggiran nama kampung kelahiran saya, berjejer ribuan Bambu yang melingkari kampung ku, kelebatan daun daun menghijauh dari pohon pisangpun menjadikan kampung halaman menjadi asri dan indah di pandang mata. kampung Gedangan namanya :)

Saya di lahirkannya dari seseorang ibu yang bijak sana, tak ada yang menandingin semua prilakunya, anggun dan kesabarannya. mendidik anak anaknya menjadi mujahid dan mujahidah yang tangguh in syaa Allah. Dan pelukannya di hari-hari nya  terasakan penuh kehangatan, belaian rambut saya yang tiada henti hetinya jika malam telah tiba, tidur di sampingnya dengan mendengarkan ngajinya, terkadang kita suru mengikuti apa yang telah di ucapkan ibu, dengan itu membawakan kita tidur terlelap sebelum ibu memejamkan mata nya, ditinggalkannya kita, untuk menjalankan aktifitasnnya kembali jika kita  udah pada terlelap tidur.:’(

Ibu…adalah segala galanya bagi saya, yang tidak bisa  tergantikan dengan apapun…hingga setinggi harta yang menggunung, kau adalah segalanya untuk saya…. :’( Kau adalah seorang penyabar, seorang memberi motifasi ketika saya terjatuh tak semangaat, nasehatmu yang selalu menyejukkan hati kami, senyumanmu yang merontokkan segala letih dan nesu hati . Dan selama  beliaulah yang paling menyanyangi , tak perna beliau memberikan ucapannya yang menyakitkan hati kita.
Kasih sayang dan cinta nya yang tak perna padam, bekerja dan tugas sebagai ibu yang tak perna pupus, yang mengajari melukis kekuatan dengan proses kehidupan yang saya jalani, mengajarkan kesabaran saat saat ujian dan cobaan menghandang rumah tangga, mengajarkan tersenyum saat saat hati menangis karena beban rumah tangga yang sangaat berat aku rasa, di saat terasa terhina mempesona dengan saling memaafkan yang pertama kalinya, mengasihi tampa pamrih.

Sejak saya lulus sekolah SMA saya terpisah dengan ibu....
Karena mengikuti suami berhijrah, disana suami menjalankan dakwanya, kuliah dan bekerja, dengan berhijrah semuanya serba baru , saya selalu merindukan ibu, obat rindu adalah ketika mimpi itu hadir wajahnya yang cantik, sendu dan senyumnya yang mengembang. ibu adalah wanita super dari segalahnya. Ketegasnnya dalam mendidiknya menjadikan kita disiplin dalam menjalankan sesuatu. Itulah watak ibu yang super. Dan berusaha menjadi ibu yang bijaksana untuk anak anak.

Dengan keahliannya sang ibu,mewariskan segalanya ketrampilan pada saya, dari merajut, menjahit dan menyulam serta memasak. Diwaktu remaja saya selalu di sampingnya kalau si ibu menjahit, menyulam, memasak dan segala pekerjaan seorang wanita.



Duhai ibu...
pertemuan yang terakhir kalinya, dan terakhir pula kau memberikan senyuman dan lelehan air mata. terasa berat meninggalkan mu ketika itu. ternyata Allah lebih mencintai Nya, hingga kau bersamanya meninggalkan kita semuanya. :'( Dan engkau lah pemberi cinta dan sayang tanpa bertepi dan tampa akhir...:'(

saya iklas seikhlas ikhlas nya. semoga kau di sana lebih tenang bersamaNya. 


IBUUUU AKU RINDU PADAMU
Gemercik tetesan embun membasai dedaunan yang menghijau
Malam yang tidak bercahaya
Dingin meneyeruap kehulu hati
Dingin udara mengingatkan dekapanmu
Ibuuuu
Walau engaku tak melihat nya …
Walaupun kau tak mendengarnya….
Kesedihan ku bukan milikmu…
Tapi….
Kesedihan ini adalah untukmu
Di kejauhan ku tiupkan rasa rindu ku padamu dengan doa doa
Aku mengingatmu selamanya walaupun dalam bayangan

Ibuuuuuu
Ingin aku melukis wajahmu dengan tinta emas di hatiku
Senyumanmu
Rayuanmu
Belaian cinta kasihmu
Di malam yang sunyi
Dengan setitik cahaya menjemput ide menulisku
Kau adalah wanita yang segalanya
Angguuuun
Cantiiik

Ibuuuu
Maka di detik hari ibu
Ku ayunkan jari jariku
Menuliskan akan kisahmu
Akuuuu rinduuuuu
Semua banyanganmu ada dimataku
Aku tersenyum dan menagis dalam melawan rinduku

Ibuuuuu
Saat kedua tangan menengadah ke langit
Hening
Sunyi sepi berlalu
Mata terpejam khusuk
Melafalkan sebuah doa untukmu
Semoga Allah mengampuni segala dosa dosa engkau
Mendudukkan bersama orang orang yang kau cintai
Dalam segala pelukan doa di heningnya malam dan sajadah suci

Ibuuuu
Maafkan segala salah nanda
Ketika nanda mu belum bisa memelukmu dengan kebahagiaan
Maafkan nanda …
Yang tak bisa membalas segala apa yang telah kau berikan
Hanya sebuah doa doa sepanjang waktuku yang aku panjatkan untukmu
Ibuuu….
Semoga Allah mempertemukannya di jannahNya

Aamiin ya Robb.


Tulisan ini untuk emak Lusiana Trisnasari

Rabu, 18 Desember 2013

SEMANGATNYA CUCU PERTAMA

SEMANGATNYA CUCU PERTAMA

Si cucu pertama, asiknya bergaya deh kakak...seneng rasannya petama kali mau sekolah SD, padahal usiamu yang masih seharusnya duduk di bangku TK, kali ini emang luar biasa deh kakak...bisa lulus tes masuk SD, karena ketlatenannya belajar dia udah menguwasai membaca dan berhitung.

Di setiap ulangan harian nilainya 90 an hingga seratus, jika nilaimu di bawah 90 pastinya kau merengek minta di naikkan nilainnya, "lah nak nak...siapa deh yang menaikkan dan mengganti nilaimu kalau kamu nggak belajar..." kata si ummi dikit cerewet (nenek). si bundanya nya hanya tersenyum nyengir aja tau si ummi cerewet :).
\
Rasannya kau adalah punya sifat seperti bunda mu ya nak...pinter, kreatif, dan ingin tau apa yang belum tau, hingga kau suka merayu sang ummi menemani belajar sampai coret-coret kerta yang puluan kertas kau sobekin, dan kau tulis menyerupai puisi dan kalimat kalimat yang merayu rayuuuu...huwaaa si anak ini rasannya mau jadi penulis kali ya...:) kaya umminya :) sedikit aja deh umminya.

Di waktu senggang sesudah pulang sekolah, ataupun hari libur kau suka main tarik tarikan sama dedek Mila...si abi selalu menemanimu ketika ada waktu luang, terkadang kau di bawah di keramian sana ya, lucu lucunya si dedek sama kakak ini.

Diantara kedua adik kakak yang tak bisa di pisahkan kalau di rumah..selalu bermain berdua dan penuh kasih sayang sesama, ya cuma sifat keduannya ini sangat beda sekali. Si kakak suka nya mengalah dan si dedek sukanya keras dan merebut tapi dia sangaaat suka kerapian loh ya. cerewet sekali kau udah ngomong, pikirannya sangat dewasa.

Sifat dedek Mila persis deh dengan sifat mbak uchanya...si kakak sifatnya kaya bunda dan abi kalok mi ya..? ho oh nak lereeeees...:)

Hoo ini to sukanya juga di ajak mbak Uchanya jalan jalan menikmati makanan paforitnya..:) kala sengga kalau si mbak Ucha pasti kakak Ila dan om Zidny tidak ketinggalan menikmati makan traktirannya si mbak Ucha tercintya ya...yok nikmati kakak ila dan om Zidny ya...Barokallah fi kum.

Doa semoga si mbak Ucha segera pulang kalau liburan ya nak....!!!??? entar jalan jalan sama ummi dan mbak Ucha...semoga kasih Allah kesehatan dan panjang umur, aamiin ya Robb